Ini cerpen pertama yang aku kirim buat ikut even di sebuah grup FB. Makasih Resky Ramadhani untuk bantuannyya
“Berkat
Sang Kijang”
Disebuah hutan yang tak jauh dari
pinggir kota terdapat beragam jenis hewan. Hewan yang hidup tentram sesuai
rantai makanan alam. Mereka belum pernah menginjakkan kaki mereka ke perumahan
perumahan warga kecuali para semut hitam
yang mencari gula. Karena ada sebuah pepatah dimana ada semut disitu ada gula.
Suatu hari mereka seperti biasanya menuju sebuah sungai
yang jernih untuk minum. Seekor bebek mulai menjulurkan lehernya untuk minum
tiba tiba saja terhenti, bebek itu berteriak sehingga membuat para hewan
disekitar sungai itu ikut kaget dan menghampiri si bebek yang berteriak.
“Bebek, ada apa ini?” tanya ayam.
“Lihat itu ayam, para ikan mati dalam jumlah yang banyak.”
jawab bebek dengan wajah syok. Semua hewan yang tadi menghampiri ikut syok
juga.
“Pantas saja, tadi waktu aku minum airnya tidak se-segar
kemarin.! Ada apa ini?” ucap beruang tiba tiba sambil mengamati sungai.
Semua menggeleng saat ditanya ada apa. Lalu seekor ikan
muncul di permukaan dengan wajah sekarat. “Tolong aku... Aku tak bisa terus
terusan tinggal di dalam sungai ini, tolong aku! Pindahkan aku kesebuah wadah
bersih!”
Mendengar ucapan si ikan semua memandangnya, beruang
memberi intruksi agar burung blikan menolong si ikan agar ditaruh dimulutnya
untuk sementara.
Setelah menaruh si ikan pada mulut blikan, mereka
mengantar ikan menuju sebuah genangan air tak jauh dari sungai. Beruang tanpa
sabar memberi banyak pertanyaan ke ikan.
“Ikan, jelaskan pada kami apa yang terjadi pada sungai?”
tanya beruang.
“Kemarin malam ada rombongan manusia yang membuang limbah
pabrik ke sungai itu. Melihat kedaan malam, kami tidak sempat menyelamatkan
diri kami dan alhasil para ikan beserta keluargaku tewas. Aku sendiri tak tahu
kenapa aku masih hidup.” Jelas si ikan dan menangis.
“Tenanglah ikan..” ayam mulai prihatin.
“Lalu apa yang akan kita lakukan? Masa kita tinggal diam!” ketus ular.
“Emang kita bisa apa? Kita kan hanya hewan mana mungkin
mereka akan mengerti...” kata semut.
“Betul itu semut! Kalo kita melawan mereka akan membantai
kita dan akan memperburuk suasana!” tambah kambing.
Beruang menggeleng dan berkata, “Aku juga gak tau harus
apa! Tapi kalo kita tidak berbuat sesuatu maka kita akan mati.”
“Kalau begini, kita harus pindah!” Ayam.
“Kita tidak bisa pindah! Jarak hutan kita masih jauh
dengan hutan yang di pedalaman itu. Itu hanya membuag waktu dan tenaga kita.”
Beruang.
“Lalu?” tanya Domba.
Mereka semua terdiam dan memikirkan
apa yang akan mereka lakukan untuk mengatasi masalah ini. Tiba tiba saja otak ular
berfungsi sepenuhnya, “bagaimana jika kita meminta bantuan kepada singa?”
ujarnya dengan mimik wajah serius.
“Jangan, kamu pikir dia akan membantu? Malah dia akan
memangsa kita!” lerai beruang.
******
Suasana panas membuat kijang tak
dapat tidur siang ia baru kali ini merasakan panas keringatnya agak bercucuran.
Ia berhenti untuk berteduh dibawah pohon yang rindang kemudian mengambil
posisi, ia sudah memulai menutup matanya secara perlahan kemudian tertidur.
Sudah dirasa memasuki alam lain
dimana terdapat buah buah yang lezat, lalu menggigit satu buah. Sayang ia
terbangun sebuah suara keras membangunkannya. Dengan cepat ia mencari sumber
suara itu.
“Ada apa ini?” tanya kijang tiba tiba.
“Sungai sudah tercemar!” jawab beruang.
“Kenapa?” timpal kijang lagi.
Beruang menceritakan semuanya,
tampak kijang mengangguk dan mengerti dengan keadaan tersebut. Sebuah bola
lampu kuning muncul di atas kepalanya, ia sudah tahu apa yang ingin ia lakukan.
Kijang memberikan intruksi kepada para hewan agar berkumpul semua dan memberi
tahukan untuk bekerja sama membersihkan sungai dan merusak pabrik
baru itu. Serta melerai penebangan hutan dengan menyuruh para ular menepaki
setiap pohon pohon besar jika saja para penebang datang untuk menebang satu
persatu pohon di hutan. Para kancil yang memiliki akal cerdik tak mau
ketinggalan,mereka telah menyiapkan berbagai jebakan disaat para pemburu
melewati jalur yang telah mereka buat. Buaya yang telah siap di sungai juga
memiliki rencana untuk menyerka semua yang bercermin pada air sungai jernihnya.
Semua memiliki bagian masing-masing untuk memberi pembalasan para manusia
perusak hutan.
“Apa
semua telah memiliki bagian ? apa semua telah siap ?” tanya kijang
“Kami
telah memiliki berbagai jebakan untuk mereka,agar mereka tak melanjutkan
perjalanannya untuk masuk ke hutan”jawab kancil
“lalu,
ketika mereka belum jera, kami akan melilit tubuh kami di batang pohon dan
mengirimkan bisa kamikepada mereka disaat mereka melalui kami”jawab ular
“kami
siap menyerka mereka disaat mereka hendak minum atau hanya sekedar melihat
bayangan mereka dari atas air” jawab buaya
“kalau
begitu,mari bergegas. Besok pagi semua berkumpul di tempat ini” arahan dari
kijang kepada binatang yang lainnya.
Semua
kembali ke rumah masing-masing. Mereka semakin bersemangat untuk melawan mereka
yang telah mencemari air sungai hingga membuat sahabat-sahabt mereka menjadi
bangkai ditanah mereka sendiri.
******
Pagi buta,para binatang telah
bersiap untuk berperang dengan para manusia rakus dan kejam. Mereka berkumpul
di tempat yang telah ditentukan kemarin oleh Si Kijang. Kemudian, mereka
mengatur strategi ulang kembali agar pada saat penyerangan tak ada hal yang
salah.
“Apa
semua sudah siap ?” tanya Kijang
“Tentu
saja kami telah siap. Bukankah kita harus melawan merka yang merusak hutan
tempat tinggal kita bahkan mereka telah membunuh kawan-kawan kita.”jawab Kancil
“Kalau
begitu, semua ambil posisi masing-masing dan bersiap-siap bertempur dengan para
manusia itu”kata Kijang pada binatang yang lainnya.
Semua
telah ada pada posisi masing-masing dan kemudian semut berada di luar hutan.
Langkah kaki manusia telah terdengar oleh semut,mereka kemudian mengirimkan
isyarat kepada Kijang. Kijang kemudian memberi isyarat pada para kancil untuk
bersiap membuka jebakan mereka. Manusia-manusia itu terjatuh dalam jebakan
kancil,namun sayang mereka tetap maju. Mereka tak gentar dengan jebakan dari
kancil, hingga mereka melewati ular yang sedang berlilit di ranting pohon.
Hembusan angin seperti bisa ular yang mematikan,tapi sayang manusia itu tetap berjalan bahkan mereka membuat ular
kabur dengan senjata mereka. Manusia yang kemudian merasa kehabisan tenaga dan
membutuhkan air,menemukan sungai yang jernih,kemudian mereka meminum air sungai
tersebut hingga mereka berfikir untuk meracuni ikan-ikan yang ada di sungai
tersebut. Saat salah satu dari mereka minum air, buaya muncul dari permukaan
hingga mengejutkan manusia tersebut. Ketua dari kelompok manusia tersebut
memanahkan anak panah ke arah buaya, dan buaya merasa kesakitan hingga meninggalkan
manusia-manusia tersebut. Karena melihat jebakan dari buaya gagal,maka kijang
keluar dari tempat pengawasan dan kemudian mengalihkan pandangan manusia
tersebut dari ikan-ikan di sungai jernih tanpa limbah tersebut.
“Lihatlah,
ada kijang yang besar. Jika kita mampu membunuhnya,maka kita bisa makan daging
kijang yang besar dan kemudian kita bisa menjual tanduknya yang kokoh itu” kata
ketua kelompok manusia tersebut.
Manusia-manusia
itu mengejar kijang dengan tenaga yang sekuat-kuatnya. Para binatang tak
tinggal diam,mereka membuat jebakan untuk manusia tersebut. Kemudian, singa
datang dan singa ingin membantu kijang. Singa mencari kijang sementara
buaya,beruang,anjing,ayam dan binatang yang lain membuat jebakan baru. Singa
menemukan kijang bersama 4 manusia di jalan yang buntu. Kijang terjebak. Namun,
kijang tak henti di tempat itu, ia melihat singa dan memberikan singat tanda
untuk menerka manusia tersebut dari belakang. Singa menggigit bokong manusia
tersebut hingga manusia itu menjerit kesakitan namun, manusia itu menembak
singa dan membuat singa pingsan. Kijang kemudian lari dan menyundul manusia
tersebut dengan kencang, kijang juga membuang senjata manusia licik tersebut
dan bahkan anak panah manusia itu dipatahkan dengan gigih oleh kijang. Tanpa
rasa takut, kijang menendang dan terus menyundul manusia yang tak tahu hak
asasi hewan yang juga memiliki hak untuk hidup. Lalu, mereka lari meninggalkan
kijang. Di tengah hutan,mereka terjebak leh perangkat jebakan multi oleh para
binatang lainnya, jaring mereka buat untuk kancil kemudian menjebak mereka para
manusia licik. Singa terbangun setelah di siram air oleh gajah. Semua hewan
berkumpul dan manusia tersebut lari dan tak kembali lagi ke hutan.
“Hari
ini kita berhasil membuat mereka lari dari hutan,ini semua berkat Kijang” kata
beruang pada semua binatang
“Tidak.
Ini adalah kerja kita dan juga niat dari kita semua.” Bantah kijang
“Kalau
begitu, ini adalah berkat Kijang yang dibantu oleh kita semua” pernyataan dari
beruang
“Haha,iyaiya
beruang aku setuju denganmu. Sekarang mari kita merayakan kemenangan kita.
Semua telah beres,air sungai yang tercemar kini telah bersih dan ikan-ikan bisa
menari kembali” ucap ayam
Semua
menyatu dalam irama musik alami yang diciptakan dari para hewan yang ada.
Mereka menari dan bergembira atas kemenangan dari kijang. Berkat kijang kini
manusia tak akan berani kembali ke hutan untuk menebang pohon dan mencemari air
sungai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar