Kamis, 25 Desember 2014

Suara Hati Binatang


Ini cerpen pertama yang aku kirim buat ikut even di sebuah grup FB. Makasih Resky Ramadhani untuk bantuannyya
 
“Berkat Sang Kijang”
            Disebuah hutan yang tak jauh dari pinggir kota terdapat beragam jenis hewan. Hewan yang hidup tentram sesuai rantai makanan alam. Mereka belum pernah menginjakkan kaki mereka ke perumahan perumahan warga kecuali  para semut hitam yang mencari gula. Karena ada sebuah pepatah dimana ada semut disitu ada gula.
            Suatu hari mereka seperti biasanya menuju sebuah sungai yang jernih untuk minum. Seekor bebek mulai menjulurkan lehernya untuk minum tiba tiba saja terhenti, bebek itu berteriak sehingga membuat para hewan disekitar sungai itu ikut kaget dan menghampiri si bebek yang berteriak.
            “Bebek, ada apa ini?” tanya ayam.
            “Lihat itu ayam, para ikan mati dalam jumlah yang banyak.” jawab bebek dengan wajah syok. Semua hewan yang tadi menghampiri ikut syok juga.
            “Pantas saja, tadi waktu aku minum airnya tidak se-segar kemarin.! Ada apa ini?” ucap beruang tiba tiba sambil mengamati sungai.
            Semua menggeleng saat ditanya ada apa. Lalu seekor ikan muncul di permukaan dengan wajah sekarat. “Tolong aku... Aku tak bisa terus terusan tinggal di dalam sungai ini, tolong aku! Pindahkan aku kesebuah wadah bersih!”
            Mendengar ucapan si ikan semua memandangnya, beruang memberi intruksi agar burung blikan menolong si ikan agar ditaruh dimulutnya untuk sementara.
            Setelah menaruh si ikan pada mulut blikan, mereka mengantar ikan menuju sebuah genangan air tak jauh dari sungai. Beruang tanpa sabar memberi banyak pertanyaan ke ikan.
            “Ikan, jelaskan pada kami apa yang terjadi pada sungai?” tanya beruang.
            “Kemarin malam ada rombongan manusia yang membuang limbah pabrik ke sungai itu. Melihat kedaan malam, kami tidak sempat menyelamatkan diri kami dan alhasil para ikan beserta keluargaku tewas. Aku sendiri tak tahu kenapa aku masih hidup.” Jelas si ikan dan menangis.
            “Tenanglah ikan..” ayam mulai prihatin.
            “Lalu apa yang akan kita lakukan? Masa  kita tinggal diam!” ketus ular.
            “Emang kita bisa apa? Kita kan hanya hewan mana mungkin mereka akan mengerti...” kata semut.
            “Betul itu semut! Kalo kita melawan mereka akan membantai kita dan akan memperburuk suasana!” tambah kambing.
            Beruang menggeleng dan berkata, “Aku juga gak tau harus apa! Tapi kalo kita tidak berbuat sesuatu maka kita akan mati.”
            “Kalau begini, kita harus pindah!” Ayam.
            “Kita tidak bisa pindah! Jarak hutan kita masih jauh dengan hutan yang di pedalaman itu. Itu hanya membuag waktu dan tenaga kita.” Beruang.
            “Lalu?” tanya Domba.
            Mereka semua terdiam dan memikirkan apa yang akan mereka lakukan untuk mengatasi masalah ini. Tiba tiba saja otak ular berfungsi sepenuhnya, “bagaimana jika kita meminta bantuan kepada singa?” ujarnya dengan mimik wajah serius.
            “Jangan, kamu pikir dia akan membantu? Malah dia akan memangsa kita!” lerai beruang.
******
            Suasana panas membuat kijang tak dapat tidur siang ia baru kali ini merasakan panas keringatnya agak bercucuran. Ia berhenti untuk berteduh dibawah pohon yang rindang kemudian mengambil posisi, ia sudah memulai menutup matanya secara perlahan kemudian tertidur.
            Sudah dirasa memasuki alam lain dimana terdapat buah buah yang lezat, lalu menggigit satu buah. Sayang ia terbangun sebuah suara keras membangunkannya. Dengan cepat ia mencari sumber suara itu.
            “Ada apa ini?” tanya kijang tiba tiba.
            “Sungai sudah tercemar!” jawab beruang.
            “Kenapa?” timpal kijang lagi.
            Beruang menceritakan semuanya, tampak kijang mengangguk dan mengerti dengan keadaan tersebut. Sebuah bola lampu kuning muncul di atas kepalanya, ia sudah tahu apa yang ingin ia lakukan. Kijang memberikan intruksi kepada para hewan agar berkumpul semua dan memberi tahukan untuk bekerja sama membersihkan sungai dan merusak pabrik baru itu. Serta melerai penebangan hutan dengan menyuruh para ular menepaki setiap pohon pohon besar jika saja para penebang datang untuk menebang satu persatu pohon di hutan. Para kancil yang memiliki akal cerdik tak mau ketinggalan,mereka telah menyiapkan berbagai jebakan disaat para pemburu melewati jalur yang telah mereka buat. Buaya yang telah siap di sungai juga memiliki rencana untuk menyerka semua yang bercermin pada air sungai jernihnya. Semua memiliki bagian masing-masing untuk memberi pembalasan para manusia perusak hutan.
“Apa semua telah memiliki bagian ? apa semua telah siap ?” tanya kijang
“Kami telah memiliki berbagai jebakan untuk mereka,agar mereka tak melanjutkan perjalanannya untuk masuk ke hutan”jawab kancil
“lalu, ketika mereka belum jera, kami akan melilit tubuh kami di batang pohon dan mengirimkan bisa kamikepada mereka disaat mereka melalui kami”jawab ular
“kami siap menyerka mereka disaat mereka hendak minum atau hanya sekedar melihat bayangan mereka dari atas air” jawab buaya
“kalau begitu,mari bergegas. Besok pagi semua berkumpul di tempat ini” arahan dari kijang kepada binatang yang lainnya.
Semua kembali ke rumah masing-masing. Mereka semakin bersemangat untuk melawan mereka yang telah mencemari air sungai hingga membuat sahabat-sahabt mereka menjadi bangkai ditanah mereka sendiri.
******
            Pagi buta,para binatang telah bersiap untuk berperang dengan para manusia rakus dan kejam. Mereka berkumpul di tempat yang telah ditentukan kemarin oleh Si Kijang. Kemudian, mereka mengatur strategi ulang kembali agar pada saat penyerangan tak ada hal yang salah.
“Apa semua sudah siap ?” tanya Kijang
“Tentu saja kami telah siap. Bukankah kita harus melawan merka yang merusak hutan tempat tinggal kita bahkan mereka telah membunuh kawan-kawan kita.”jawab Kancil
“Kalau begitu, semua ambil posisi masing-masing dan bersiap-siap bertempur dengan para manusia itu”kata Kijang pada binatang yang lainnya.
Semua telah ada pada posisi masing-masing dan kemudian semut berada di luar hutan. Langkah kaki manusia telah terdengar oleh semut,mereka kemudian mengirimkan isyarat kepada Kijang. Kijang kemudian memberi isyarat pada para kancil untuk bersiap membuka jebakan mereka. Manusia-manusia itu terjatuh dalam jebakan kancil,namun sayang mereka tetap maju. Mereka tak gentar dengan jebakan dari kancil, hingga mereka melewati ular yang sedang berlilit di ranting pohon. Hembusan angin seperti bisa ular yang mematikan,tapi sayang manusia itu  tetap berjalan bahkan mereka membuat ular kabur dengan senjata mereka. Manusia yang kemudian merasa kehabisan tenaga dan membutuhkan air,menemukan sungai yang jernih,kemudian mereka meminum air sungai tersebut hingga mereka berfikir untuk meracuni ikan-ikan yang ada di sungai tersebut. Saat salah satu dari mereka minum air, buaya muncul dari permukaan hingga mengejutkan manusia tersebut. Ketua dari kelompok manusia tersebut memanahkan anak panah ke arah buaya, dan buaya merasa kesakitan hingga meninggalkan manusia-manusia tersebut. Karena melihat jebakan dari buaya gagal,maka kijang keluar dari tempat pengawasan dan kemudian mengalihkan pandangan manusia tersebut dari ikan-ikan di sungai jernih tanpa limbah tersebut.
“Lihatlah, ada kijang yang besar. Jika kita mampu membunuhnya,maka kita bisa makan daging kijang yang besar dan kemudian kita bisa menjual tanduknya yang kokoh itu” kata ketua kelompok manusia tersebut.
Manusia-manusia itu mengejar kijang dengan tenaga yang sekuat-kuatnya. Para binatang tak tinggal diam,mereka membuat jebakan untuk manusia tersebut. Kemudian, singa datang dan singa ingin membantu kijang. Singa mencari kijang sementara buaya,beruang,anjing,ayam dan binatang yang lain membuat jebakan baru. Singa menemukan kijang bersama 4 manusia di jalan yang buntu. Kijang terjebak. Namun, kijang tak henti di tempat itu, ia melihat singa dan memberikan singat tanda untuk menerka manusia tersebut dari belakang. Singa menggigit bokong manusia tersebut hingga manusia itu menjerit kesakitan namun, manusia itu menembak singa dan membuat singa pingsan. Kijang kemudian lari dan menyundul manusia tersebut dengan kencang, kijang juga membuang senjata manusia licik tersebut dan bahkan anak panah manusia itu dipatahkan dengan gigih oleh kijang. Tanpa rasa takut, kijang menendang dan terus menyundul manusia yang tak tahu hak asasi hewan yang juga memiliki hak untuk hidup. Lalu, mereka lari meninggalkan kijang. Di tengah hutan,mereka terjebak leh perangkat jebakan multi oleh para binatang lainnya, jaring mereka buat untuk kancil kemudian menjebak mereka para manusia licik. Singa terbangun setelah di siram air oleh gajah. Semua hewan berkumpul dan manusia tersebut lari dan tak kembali lagi ke hutan.
“Hari ini kita berhasil membuat mereka lari dari hutan,ini semua berkat Kijang” kata beruang pada semua binatang
“Tidak. Ini adalah kerja kita dan juga niat dari kita semua.” Bantah kijang
“Kalau begitu, ini adalah berkat Kijang yang dibantu oleh kita semua” pernyataan dari beruang
“Haha,iyaiya beruang aku setuju denganmu. Sekarang mari kita merayakan kemenangan kita. Semua telah beres,air sungai yang tercemar kini telah bersih dan ikan-ikan bisa menari kembali” ucap ayam
Semua menyatu dalam irama musik alami yang diciptakan dari para hewan yang ada. Mereka menari dan bergembira atas kemenangan dari kijang. Berkat kijang kini manusia tak akan berani kembali ke hutan untuk menebang pohon dan mencemari air sungai.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar