Rabu, 26 Maret 2014

Fort Rotterdam



Fort Rotterdam
Fort Rotterdam is one fort ever built and still maintained until now (even Barbara Crossette, New York Times write it as the best preserved Dutch fort in Asia). In Fort Rotterdam in building the State Museum of La Galigo distorted relics of Tana Toraja. (La Galigo taken from an epic entitled I La Galigo. Constitute the pride of the Bugis literature. Name I La Galigo is one of the figures in the literary scholar and Wajo Luwu empire in the 14th century).
Prince Diponegoro, Javanese warlords in 1925-1930, once exiled to Makassar and exiled for 26 years at the Fort Rotterdam. Some say that the castle was founded by King of Gowa to 10 in 1546. some sources say that the day coincided with the 9 August 1643 on the orders of Sultan Alauddin.
Fortress was founded Makassar start at one end called the tip of view. The fort is another opinion existed long before. The fort also called Fort Penyyu because of its shape like a turtle looks from above. On January 10 1634 Novembar that time was held in the castle wash pennant banner ceremony Gowa greatness by using blood. After the agreement Bungaya this fort fell into the hands of the Netherlands and by Speelman called by FORT ROTTERDAM. During the Japanese fortress serves as a center for scientific research and researches language staunch Culture.
Fort Rotterdam is located in the seaside city of Makassar, wade with Sukarno-Hatta port and harbor crossings to heaven island, approximately 500 meters towards the south there Losari Beach and Akarena.

Leang-Leang Cave



Leang-Leang Cave
Leang Leang Cave is a Travel archaeological site in the historic cave Leang Leang, District Bantimurung, Maros, South Sulawesi Province. Leang Leang depict human life past, rows of caves in the mountainous expanse of rock that is very interesting, especially the scientists.
Leang Leang Cave location can be reached from Sultan Hasanuddin Airport using public transport. From the main road toward the shaft was not too good, but the surrounding scenery is very beautiful large rocks piled neatly in black with a wide field of view of a very distinctive rock characteristics.
The region of Leang Leang cave, found two caves are caves and cave PettaE Petta Kere. Two caves were located not far apart. The first cave looked as he entered the surrounding region are home residents as a place to rest.
In PettaE Caves, the cave entrance is lined iron as high as 1500 cm. From the door, hand drawing has been seen since the cave is not very deep. there are five images of the palm, but only three are intact. In addition to the palm of the hand, there is also a deer and a pig eye is all red spear.
In Petta Kere caves. can be reached by foot, approximately 300 meters from the Cave PettaE. There are two paths that can be taken. The first path using the path that is good, both lines pass through steps between narrow rocks. with a height of about 20 meters from the ground. prepared iron staircase turn. Cave is storing more images. There are about 27 images of the palm, which looks intact but only about 17 images. A picture of a fat hog deer lying by wielding a spear to the heart.
In addition to the pictures on the walls of caves, around the cave was also found in the form of kitchen waste and snail shells scattered.
In addition to the two caves are still many other caves there may be hundreds of caves.
According to history, the hand image is a female hand. Age was drawing more than 5,000 years. The size is not too large and is said to be made in the not the same.
About drawing hand, there is an ancient tradition of the local people who said, drawing a hand with full finger meaningful as repellent reinforcements, while the hand with four fingers only meaningful expression of great sorrow. The image was made by placing a hand on the wall of the cave, and then sprayed with a red liquid. This dye may be of mineral red (hematite) that is widely available around the cave (in the rocks at the bottom of the river and around the cave), some are saying with rocks from the sap of the tree is chewed like betel.


Tomb of Sultan Hasanuddin



Tomb of Sultan Hasanuddin
Tomb of Sultan Hasanuddin is a historical tourist attraction located in the cemetery of the kings of Gowa in Somba Opu Katangka Gowa in South Sulawesi. Buried in the same place anyway Sultan Alauddin (Raja Islam that developed first in the Kingdom of Gowa) and the left front of the tomb complex, there is a location where the inauguration of the king of Gowa who named Stone Pallantikan. Access to the area is very close to the Tomb of Sultan Hasanuddin of Makassar, using ground vehicles 30 minutes.
Sultan Hasanuddin (born in Makassar, South Sulawesi, January 12, 1629 - died in Makassar, South Sulawesi, June 12, 1670) was the 16th king of Gowa and Indonesian national hero born with the first name Mohammed Bakir Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe. After converting to Islam, he received the title of Sultan Hasanuddin additional Tumenanga Pangkana Ri Balla, only known as Sultan Hasanuddin alone. Because of his bravery, he was nicknamed De Haantjes van Het Oosten by the Dutch, which means the Roosters  from the East Continent. He was buried in Katangka, Makassar.
Sultan Hasanuddin was the second son of Sultan Malikussaid, King of Gowa-15. Sultan Hasanuddin of Gowa reign, when the Dutch who represented the Company is trying to master the spice trade. Gowa is a great kingdom in the eastern region of Indonesia, which controls trade channels.
In 1666, under the command of Admiral Cornelis Speelman, the Company seeks subjecting small kingdoms, but have not managed to subdue Gowa. On the other hand, took the throne after Sultan Hasanuddin, he tried to combine the power of small kingdoms in the eastern part of Indonesia against the Company.
The battle continues, the Company adds to the strength of his army and eventually Gowa increasingly desperate and weak that on the date of 18 November 1667 is willing to hold peace Bungaya in Bungaya. Gowa feel aggrieved, because the Sultan Hasanuddin oppose it again. Finally, the Company requested the help of the army to Batavia. The battle broke out again in various places. Hasanuddin provide fierce resistance. Help add to the strength of army troops from outside the Company, until the Company managed to break through the strongest fortress Citadel Sombaopu Gowa ie on June 12, 1669. Sultan Hasanuddin later resigned from the throne and died on June 12, 1670.
Sultan Hasanuddin was born in 1629, became king in 1652, resigned in 1668 and died on June 12, 1670. (Note at the Tomb of Sultan Hasanuddin), In her tomb also contained the name Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe Mohammad Bakir is a small name Sultan Hasanuddin

Selasa, 04 Maret 2014

Cerpen "Tinta Kehidupan"



TINTA KEHIDUPAN
karya : Lhulu An-Nisa
Annisa Putri Bilqis,itulah namaku. Aku lahir di Bandung 17 Agustus 1998. Aku dipanggil Bilqis oleh ibu dan ayahku. Nama Bilqis adalah nama kesayangan mereka untukku dan aku senang dengan panggilan itu karena memiliki arti yang unik dan bagus tentunya.  setiap berkenalan dengan siapa saja aku menyarankan mereka untuk memanggilku “Bilqis”. Aku memiliki seorang kakak namanya Muhammad Khairan yang sering aku panggil dengan sebutan Kak Ai. Kak Ai adalah pangeran pelindung u setiap aku tak berada dan jauh dari ayah dan ibu,wajar saja hanya dia saudaraku. ia satu sekolah denganku,kini ia kelas XII,sedangkan aku kelas XI. Kami bersekolah di SMA Islam Bandung, nama kelas ku XI IPA.
----
Ayam jantan membangunkan ku dari tidur nyenyak yang berimpikan sejuta mimpi dan cinta. Setelah mandi dan berbenah,ayah memanggilku untuk sarapan bersama. Dengan segera aku menyusul suara ayah. Diruang makan. Kami menyantap nasi goreng buatan ibu yang sedap masuk ke rongga mulut kami. Setelah itu,Kak Ai mengajakku berpamitan kepada ayah dan ibu dan kamipun berangkat ke sekolah.
----
Di sekolah. “Kak Ai,aku masuk ke kelas duluan yah,bye-bye.” Aku meninggalkan Kak Ai di parkiran dan aku lari menuju kerah Nanda,sobatku. “Dor” dengan suara lantang sambil tertawa aku mengejutkan Nanda dari belakangnya. “Waduh! ada-ada saja kamu Bilqis,aku jadi kaget tahu”,seru Nanda. “Hehe,maafkan aku yah,nanti aku traktir es krim deh sebagai  gantinya”,bujukku.”Iyah. eh, Bilqis kamu mimisan tuh!”. Segera aku mengambil tissue yang ada di saku ku,lalu ku bersihkan mimisan ku itu. “mungkin aku kucapekan,udah jangan difikirin yah. aku nggak kenapa-napa kok.”,seru ku meyakinkan Nanda. “Yaudah sekarang kita ke kelas yuk!” ajak Nanda. Kami pun berjalan melewati beberapa koridor sekolah menuju kelas.
----
Bel pulang berbunyi. Seperti biasa Kak Ai sudah menungguku di pintu gerbang,Nanda juga udah dijemput sama supir pribadinya. Aku beranjak naik di motor Kak Ai,tiba-tiba Kak Ai menujuk hidungku. “Kamu mimisan,Bilqis! Ayo cepat kamu naik kita langsung ke rumah sakit,biar kamu diperiksa sama dokter”,seru Kak Ai.”Ah kakak aku nggak kenapa-napa kok,kita pulang kerumah aja,paling cumin kecapekan”,rayuku. Kak Ai pun menyerah,ia mengantarku pulang kerumah.
----
Tiba dirumah,Kak Ai langsung menemui ayah dan ibu. Aku langgsung lari menuju ke kamar,aku tak ingin mereka khawatir dengan mimisanku,aku yakin ini hanya mimisan biasa. Selang beberapa menit,ketukan dari luar terdengar bak sekasar batu yang mengenai pintu kamarku. Ku buka pintu kamar,ternyata ada ayah dan ibu. Senyum mereka terukir bagaikan pelangi nan indah. “Ayah,ibu ada apa ?”,tanyaku.”Ke dokter yuk,kita periksa kamu sakit apa. Kata Kak Ai kamu tadi mimisan yah,nak ?” jawab ibu. “hm,yaudah bu,kita ke dokter,hanya untuk periksa yah”,jawab ku.”Yaudah,sekarang kamu siap-siap,ayah dan ibu tunggu kamu diruang tamu”,kata ayah dan mereka meninggalkan ku dikamar.
----
Di rumah sakit. Aku dan kedua orang tuaku berjalan melewati koridor rumah sakit yang dipenuhi oleh pasien-pasien yang sedang menikmati suasana rumah sakit yang kental akan dokter,suster dan apoteker. Kami tiba diruang Dr.Ozy,dokter  menanyakan apa yang telah terjadi. Kemudian,aku diperiksa oleh Dr.Ozy. Dr.Ozy memanggil ayah,ibu mulai panik dan aku menenangkan  ibu,aku yakin aku tak kenapa-napa.  20 menit kemudian. Ayah menghampiri kami dan mengajak kami pulang. Aku melihat ada air yang jatuh dari mata ayah. Aku tak ingin bertanya apa-apa,aku hanya mengekor dibelakang ayah dan ibu lalu masuk ke mobil.
----
Tak pernah aku berkutip selama perjalanan. Tiba dirumah aku langsung masuk kamar,namun aku tak menutup pintu kamar ku. Aku mendengar ibu suara seduh,sepertinya itu suara seduh ibu. Aku mengintip ibu yang sedari tadi bertetesan air mata didapur. Aku bertanya dalam benak hampa ku. “Apa yang terjadi? apa aku sakit serius?”. Kulihat ada bayangan yang akan keluar dari dapur,itu pasti ibu. Segera aku menghempaskan badanku di tempat tidur. Tak kusangka ada darah yang menetes,sepertinya aku mimisan lagi. Kubersihkan mimisanku dan ku tatap langit-langit kamar  dan aku ketiduran.
----
Seminggu ini aku dirawat dirumah sakit. Setelah hari itu,badanku meriam dan suhu tubuhku bak api yang siap memanggang daging segar diatas pembakaran. Tubuhku semaki kurus,sekarang bukan hanya mimisan yang ku alami,rambutku satu persatu rontok,tangan kanan ku mulai lumpuh dan membuatku tak bisa menulis satu huruf pun. Aku selalu bertanya pada ibu dan ayah tentang sakit ku ini,tapi jawaban mereka selalu sama,”kamu akan sembuh sayang,yakin deh.Allah SWT.sedang mengujimu,kamu harus sabar nak”,hanya kata-kata itu yang membuatku sabar menjalani hari-hari ku.
Siang ini Nanda menjengukku “Assalamua’alaikum,gimana kabarmu,Bilqis?”,”Waalaikumsalam,aku udah mendingan kok,cuman tangan kanan ku susah gerak nih,Nanda”,”kamu gak pernah absen kan minum obat?”,” nggak kok, aku selalu rajin dan tepat waktu minum obatnya”.”cepat sembuh,Bilqis”,seru Nanda kepadaku. Nanda menjaga dan menghiburku hingga sore. Tak ada rasa jenuh kurasa hari ini,aku bahagia.
----
Pagi ini,aku sudah bisa keluar dari rumah sakit. Tanganku sudah bisa digerakkan,aku juga jarang mimisan akhir-akhir ini,suhu tubuhku stabil,namun rambutku menipis,mungkin karena obat kimia yang masuk ditubuhku. Tiba dirumah aku masuk di kamar,tapi aku lupa mengambil handphone ku di mobil sehingga aku keluar untuk mengambil handphone ku. Aku melihat ayah,ibu dan Kak Ai di ruang tamu. Aku berhenti dan mendengar pembicaraan mereka dengan diam-diam. “Ayah,ibu. Apakah Bilqis bisa sembuh dari tumor otak yang ia derita ?”. “ayah yakin,Bilqis bisa sembuh,dia adalah gadis yang kuat dan selalu optimis”.”tapi ibu khawatir ayah,ibu tak ingin Bilqis meninggalkan kita dengan waktu yang cepat”.”ayah,ibu. Bagaimana jika kita mengobati Bilqis di Singapura, ku dengar ada rumah sakit yang khusus menangani pasien tumor dan kanker berbagai jenis. Urusan biaya,biar Ai yang cari uang nya”. “ayah tahu kamu sayang dengan Bilqis,Ai. Kita semua sayang dengan Bilqis. Ayah setuju dengan usulanmu nak,ayah juga bisa pinjam uang dengan rekan kerja ayah untuk menambah biaya pengobatan Bilqis”.”kalau begitu,besok kita  terbang ke Singapura,ayah”. Aku kaget mendengar pembicaraan mereka. Ternyata aku mengidap tumor di otak. Tak kusengaja,ku jatuhkan keramik yang ada dibelakangku,sontak aku melompat kaget. Ayah,ibu dan Kak Ai juga ikutan kaget dan mereka menghampiriku. Kemudian aku memeluk erat ibu,ayah dan Kak Ai juga memeluk kami. Aku meneteskan air kesedihan yang selama ini ku pendam dan ku tahan untuk menetes.
----
Seminggu kedepan aku dan keluargaku berada di Singapura. Sebelum berangkat,di bandara,Nanda mengantar kami. Ku lihat dari kejauhan Nanda mengusap air mata nya dan menghela napas yang panjang. Kami menghampiri Nanda untuk berpisah beberapa hari kedepan. “Bilqis,kamu harus kuat,kamu nggak boleh kalah sama sakit kamu,aku selalu berdoa kepada Allah supaya Allah memberikan kamu kesehatan yang baik agar kita bisa belajar dan bermain bersama seperti dulu sebelum kamu selunak kulit siput ini”. “Aamiin,iyah Nanda. Kamu baik-baik disini yah,aku nggak lama kok dan aku janji aku bakal sembuh”,aku berusaha meyakini Nanda. “Ini boneka teddy bear kesayanganku, aku memberikan ini supaya kamu nggak kesepian disana dan supaya kamu tetap ingat aku disini”,ucap Nanda yang menyodorkan boneka teddy bear kepadaku. Aku memeluk hangat Nanda,tak ku sangka butiran air kesedihan membasahi pipi manisku. Setelah itu,kami berangakat dan meninggalkan Nanda.
----
Seperti janjiku kepada Nanda,aku akan kembali dengan keadaan sembuh dan aku bisa menepati janji itu. selama di Singapura aku dirawat intensif hingga tumor yang bersarang di otakku bisa dimatikan. Dan kata dokter aku terbebas dari tumor itu,kini aku kembali menjadi Bilqis yang periang tanpa rasa sakit sedikit pun. Kami kembali ke Indonesia. Setiba di bandara, Nanda telah menunggu kami. Aku lari dan memeluk Nanda.”Nanda.aku kangen.Aku udah sembuh loh,kita bisa belajar dan main bareng lagi”,seru ku dengan riang.”Hore,sekarang kita bisa tertawa dan bisa main lagi,hore,aku bahagia banget Bilqis”,jawab Nanda dengan riang pula. “Kini,aku bagaikan bulu halus yang siap terbang di sekeliling mu,Nanda”, “Iya,Bilqis. Kita akan selalu menjadi sepasang sandal yang kemana pun selalu bersama”,
Tinta hidupku begitu berwarna, aku dipenuhi orang-orang yang sayang denganku. Saat aku sehat dan saat aku sakit,rasa sayang mereka tak pernah berbeda. Tinta ini memiliki beribu warna,kan ku gunakan untuk menulis dan mengukir kisah hidupku.
THE END