Dalam bukunya “Childhood and
Society” (1963), Erikson membuat sebuah bagan untuk mengurutkan delapan tahap
secara terpisah mengenai perkembangan ego dalam psikososial, yang biasa dikenal
dengan istilah “Delapan Tahap Perkembangan Manusia”.
Terdapat 8 jenis tahap-tahap perkembangan psikososial Erickson.Psikososial Tahap 1
Trust vs Mistrust (kepercayaan vs kecurigaan)
Tahap ini berlangsung pada masa
oral, pada umur 0-1 tahun atau 1,5 tahun (infancy).
Bayi pada usia 0-1 tahun sepenuhnya bergantung pada orang lain, perkembangan rasa percaya yang dibentuk oleh bayi tersebut berdasarkan kesungguhan & kualitas penjaga (yang merawat) bayi tersebut. Apabila bayi telah berhasil membangun rasa percaya terhadap si penjaga, dia akan merasa nyaman dan terlindungi di dalam kehidupannya. Akan tetapi, jika penjagaannya tidak stabil & emosi terganggu dapat menyebabkan bayi tersebut merasa tidak nyaman dan tidak percaya pada lingkungan sekitar.
Bayi pada usia 0-1 tahun sepenuhnya bergantung pada orang lain, perkembangan rasa percaya yang dibentuk oleh bayi tersebut berdasarkan kesungguhan & kualitas penjaga (yang merawat) bayi tersebut. Apabila bayi telah berhasil membangun rasa percaya terhadap si penjaga, dia akan merasa nyaman dan terlindungi di dalam kehidupannya. Akan tetapi, jika penjagaannya tidak stabil & emosi terganggu dapat menyebabkan bayi tersebut merasa tidak nyaman dan tidak percaya pada lingkungan sekitar.
Dalam hal ini, bayi sangat
membutuhkan rasa aman dari lingkungannya yakni orang tua atau keluarga. Apabila
bayi dirawat oleh orang luar maka ia akan tidak mengenal lingkungannya sendiri.
Maka dari itu, keluarga adalah lingkungan pertama yang harus diperkenalkan agar
terciptanya rasa aman dan rasa percaya bayi terhadap keluarga atau orang
terdekatnya.
Psikososial Tahap 2Otonomi vs perasaan malu dan ragu-ragu.
Tahap ini merupakan tahap
anus-otot (anal/mascular stages), masa ini disebut masa balita yang berlangsung
mulai usia 1-3 tahun (early childhood).
Pada masa ini anak cenderung aktif dalam segala hal, sehingga orang tua dianjurkan untuk tidak terlalu membatasi ruang gerak serta kemandirian anak. Namun tidak pula terlalu memberikan kebebasan melakukan apapun yang dia mau.
Pada masa ini anak cenderung aktif dalam segala hal, sehingga orang tua dianjurkan untuk tidak terlalu membatasi ruang gerak serta kemandirian anak. Namun tidak pula terlalu memberikan kebebasan melakukan apapun yang dia mau.
Pembatasan ruang gerak pada anak
dapat menyebabkan anak akan mudah menyerah dan tidak dapat melakukan segala
sesuatu tanpa bantuan orang lain. Begitu pun sebaliknya, jika anak terlalu
diberi kebebasan mereka akan cenderung bertindak sesuai yang dia inginkan tanpa
memperhatikan baik buruk tindakan tersebut. Sehingga orang tua dalam mendidik
anak pada usia ini harus seimbang antara pemberian kebebasan dan pembatasan
ruang gerak anak. Karena dengan cara itulah anak akan bisa mengembangkan sikap
kontrol diri dan harga diri.
Psikososial Tahap 3Inisiatif vs kesalahan
Tahap ini dialami pada anak saat
usia 4-5 tahun (preschool age)
Anak-anak pada usia ini mulai berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya sehingga menimbulkan rasa ingin tahu terhadap segala hal yang dilihatnya.
Mereka mencoba mengambil banyak inisiatif dari rasa ingin tahu yang mereka alami. Akan tetapi bila anak-anak pada masa ini mendapatkan pola asuh yang salah, mereka cenderung merasa bersalah dan akhirnya hanya berdiam diri. Sikap berdiam diri yang mereka lakukan bertujuan untuk menghindari suatu kesalahan-kesalahan dalam sikap maupun perbuatan.
Psikososial Tahap 4Anak-anak pada usia ini mulai berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya sehingga menimbulkan rasa ingin tahu terhadap segala hal yang dilihatnya.
Mereka mencoba mengambil banyak inisiatif dari rasa ingin tahu yang mereka alami. Akan tetapi bila anak-anak pada masa ini mendapatkan pola asuh yang salah, mereka cenderung merasa bersalah dan akhirnya hanya berdiam diri. Sikap berdiam diri yang mereka lakukan bertujuan untuk menghindari suatu kesalahan-kesalahan dalam sikap maupun perbuatan.
Kerajinan vs inferioritas
Tahap ini merupakan tahp laten
usia 6-12 tahun (school age) ditingkat ini anak mulai keluar dari lingkungan
keluarga ke lingkungan sekolah sehingga semua aspek memiliki peran misal orang
tua harus selalu mendorong, guru harus memberi perhatian, teman harus menerima
kehadirannya. Pada usia ini anak dituntut untuk dapat merasakan bagaimana
rasanya berhasil melalui tuntutan tersebut. Anak dapat mengembangkan sikap
rajin, jika anak tidak dapat meraih sukses karena mereka merasa tidak mampu
(infieoritas), anak dapat mengembangkan sikap rendah diri. Sebab itu, peranan
orang tua maupun guru sangat penting untuk memperhatikan apa yang menjadi
kebutuhan anak pada usia ini usaha yang sangat baik pada tahap ini adalah
dengan mengembangkan kedua karakteristik yang ada. Dengan begitu ada nilai
positif yang dapat dipetik dan dikembangkan dalam diri setiap pribadi yakni
kompetensi.
Psikososial Tahap 5Identitas vs kekacauan identitas
Tahap ini merupakan tahap
adolense (remaja), dimulai pada saat masa puber dan berakhir pada usia 12-18
tahun/anak. Di dalam tahap ini lingkup lingkungan semakin luas, tidak hanya di
lingkungan keluarga atau sekolah, namun juga di masyarakat. Pencarian jati diri
mulai berlangsung dalam tahap ini. Apabila seorang remaja dalam mencari jati
dirinya bergaul dengan lingkungan yang baik maka akan tercipta identitas yang
baik pula. Namun sebaliknya, jika remaja bergaul dalam lingkungan yang kurang
baik maka akan timbul kekacauan identitas pada diri remaja tersebut.
Psikososial Tahap 6Keintiman vs isolasi
Tahap ini terjadi pada masa
dewasa awal (young adult), usia sekitar 18/20-30 tahun. Dalam tahap ini
keintiman dan isolasi harus seimbang untuk memunculkan nilai positif yaitu
cinta. Cinta yang dimaksud tidak hanya dengan kekasih melainkan cinta secara
luas dan universal (misal pada keluarga, teman, sodara, binatang, dll).
Psikososial Tahap 7Generatifitas vs stagnasi
Masa dewasa (dewasa tengah)
ditempati oleh orang-orang yang berusia yang berusia sekitar 20 tahunan sampai
55 tahun (middle adult). Dalam tahap ini juga terdapat salah satu tugas yang
harus dicapai yaitu dapat mengabdikan diri guna mencapai keseimbangan antara
sifat melahirkan sesuatu (generatifitas) dengan tidak melakukan apa-apa
(stagnasi). Harapan yang ingin dicapai dalam masa ini adalah terjadinya
keseimbangan antara generatifitas dan stagnasi guna mendapatkan nilai positif
yaitu kepedulian. Ritualisasi dalam tahap ini meliputi generational dan
otoritisme. Generational merupakan interaksi yang terjalin baik antara
orang-orang dewasa dengan para penerusnya. Sedangkan otoritisme merupakan
interaksi yang terjalin kurang baik antara orang dewasa dengan para penerusnya
karena adanya aturan-aturan atau batasan-batasan yang diterapkan dengan
paksaan.
Psikososial Tahap 8Integritas vs keputus asaan
Tahap ini merupakan tahap usia
senja (usia lanjut). Ini merupakan tahap yang sulit dilewati karena orang pada
masa ini cenderung melakukan introspeksi diri. Mereka akan memikirkan kembali
hal-hal yang telah terjadi pada masa sebelumnya, baik itu keberhasilan maupun
kegagalan. Jika dalam masa sebelumnya orang tersebut memiliki integritas yang
tinggi dalam segala hal dan banyak mencapai keberhasilan maka akan menimbulkan
kepuasan di masa senja nya. Namun sebaliknya, jika orang tersebut banyak
mengalami kegagalan maka akan timbul keputusasaan.
sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Erik_Erikson
https://kharinblog.wordpress.com/2012/11/24/tahap-tahap-perkembangan-psikososial-erik-erikson/