Kamis, 16 Juni 2016

Masih Anak SMA

Selamat Malam.
Oke, Malam ini saya akan membagikan sedikit cerita disaat saya duduk di bangku kelas XI. Yups, tingkatan kelas yang sangat penuh tantangan. Punya kakak kelas dan punya adik kelas. Tapi bukan saja itu, di tingkatan ini, saya memberanikan diri untuk menjadi calon ketua osis. yeah, I am Woman. itu adalah masalahnya, bagi beberapa org yang hanya melihat dgn satu sisi.
INGAT, ini berdasarkan apa yg saya rasa!


=========================================

Menjadi kakak kelas adalah impian bagi junior seperti saya, yah bukan krn ingin menjadi populer tapi dgn adanya adik kelas, (menurut saya) saya tidak terlalu tertekan dgn kakak kelas. Saya masih ingat disaat saya memberanikan diri untuk menjadi Balon Ketos 2014/2015, dari 5 pasangan Balon, terpilihlah 2 Psg Calon Ketos-Waketos, yah salah satunya adalah saya dan Nur Resky Novianti Jafar. Dia juga perempuan, dia adalah alumni pesantren di kota Bone. Kami tidak sekelas dan kami bisa dekat serta saya bersyukur krn dia mau jadi pasangan saya. Banyak tantangan yang harus saya hadapi di masa itu, yah. Seperti sindiran dan makian dari senior atau bahkan pendukung dari Calon lainnya, tapi apalah daya. Saya dan Reski hanya bisa sabar. Mereka hanya tahu saya sebelah, mereka menerka apa yg tidak mereka tau tentang diri kami. Bahkan ada beberapa yang mengatakan bahwa Riski telah melakukan kesalahan dgn memilih saya sebagai pasangannya pada pemilihan itu. Bahkan jauh sebelumnya, beberapa siswa yang dulunya mengatakan ingin se-tim dengan ku berpaling. Tapi, saya bersyukur,saya memiliki guru-guru yang meberikan dukungan kepada kami,dan yang paling saya ingat, ketika saya menangis dihadapan seorang guru yang disegani oleh warga sekolah. Banyak hal yang sering membuat saya harus menitihkan air mata, tapi saya harus kuat dan sabar.

Well, saya menjadi Wakil Sekretaris. Kenapa seorang calon ketos yg tidak terpilih menjadi Wakil Sekretaris? Yah, itu adalah kata-kata mereka yang mendukung kami. Tapi harus bagaimana lagi? Semuanya telah berlalu. Kami adalah pengurus Osis, menjadi pengurus bukanlah hal mudah. Apalagi di saat saya harus ke kelas kemudian ke osis lagi. Bahkan saya pernah mendapatkan berbagai sindiran dari teman kelas sendiri, dan saat itu saya sangat sering 'ngadu' ke mana saja termasuk duniamaya, haha.

"Selamat datang Sekretaris Kelas, We Love You"
Apa reaksimu di saat akan masuk ke kelas dan menemukan kertas yg telah menempel di ambang pintu kelas seperti itu?
Saya hanya bisa bilang 'Wah, baiknya' dengan senyum yang masih mekar dan merasa itu sebuah kebaikan, hingga saya sadar bahwa itu adalah sindiran dari teman kelas saya.
Mereka tidak paham dan mengerti bagaimana disaat saya harus bagi waktu, saya tau saya pernah lalai dan itu adalah kesalahan dari saya. 

Di kelas ini, saya bahkan pernah down, yah nilai saya menjadi taruhan. Bagaimana tidak, saat itu saya benar-benar sendiri, seorangpun tak ada yang menghampiri saya, bahkan yg dulu saya cap sebagai sahabat juga mulai menghindar kala itu, dan saya mulai intropeksi diri. Semua berasal dari diriku ini, hingga dengan berani ku katakan penyesaalan dan meminta maaf kpd mereka. Nasihat dari kakak menjadi acuan ku.

Lalu apa yang terjadi? Aku kemudian berbaur dengan mereka, mencoba memahami sifat dan tingkah teman kelas. Yah, teman kelas adalah saudara di sekolah. Mereka dekat denganku, yah mereka seruang denganku di sekolah. Disinilah, saya mulai menjalani hari2 dengan mendekati satu persatu sifat dari Expost.


====================================
Terimaakasih , karena kalian banyak hal yang perlu aku pelajari, dan semua itu berasal dari ketenangan hati dan prasangka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar